Baru 108 Koperasi Desa Merah Putih yang Siap Beroperasi

Jakarta.Suararadarcakrabuana.com – Presiden Presiden Subianto pada hari ini meresmikan peluncuran kelembagaan 80.000 Koperasi Desa Merah Putih di Desa Bentangan, Kecamatan Wonosari, Klaten, Jawa Tengah. Namun dari puluhan ribu koperasi tersebut, saat ini hanya 108 koperasi yang siap beroperasi.

Prabowo mengatakan 108 unit koperasi itu adalah percontohan untuk puluhan ribu Koperasi Desa Merah Putih lainnya yang sudah berbentuk badan hukum. Meskipun peresmian kali ini hanya sekadar kelembagaan saja, Prabowo tidak mempermasalahkan hal tersebut.

“Ini memang baru kelembagaan, tapi saya diyakinkan ada 108 model yang sudah berdiri (dari 80.000). Jadi saya pikir oke untuk mendorong kepercayaan diri, kita luncurkan,” ujar Prabowo dalam peresmian itu, dipantau lewat streaming Sekretariat Presiden, Senin, 21 Juli 2025.

Baca juga ; https://www.suararadarcakrabuana.com/seskab-teddy-presiden-prabowo-gelar-ratas-akhir-pekan/

Menurut Prabowo, kehadiran Koperasi Desa Merah Putih sangat penting untuk memperpendek rantai pasok distribusi yang selama ini menyusahkan rakyat Indonesia. Koperasi itu digadang-gadang bakal mampu memenuhi kebutuhan pokok masyarakat dengan harga yang lebih terjangkau dan mudah didapatkan.

Ketua Satuan Tugas Nasional Percepatan Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan bahwa pembentukan koperasi tersebut merupakan sejarah baru bagi perjalanan bangsa Indonesia.

“Kita melahirkan wajah baru koperasi Indonesia, yaitu Koperasi Desa Merah Putih,” kata Zulhas saat melaporkan pembentukan koperasi itu.

Zulhas menyebut bahwa peluncuran Koperasi Desa Merah Putih menjadi tonggak awal dalam gerakan baru koperasi Indonesia yang lebih modern, efektif, dan digital.

Baca juga ; https://www.suararadarcakrabuana.com/10-tokoh-kesehatan-paling-berpengaruh-di-dunia/

Menurut dia, situasi global yang penuh ketidakpastian ini harus direspons dengan memperkuat kedaulatan pangan lewat Koperasi Desa Merah Putih.

“Presiden memberi arahan yang tegas kepada kami, kita tidak boleh bergantung kepada impor pangan. Kita harus berdaulat, kita harus swasembada pangan, air, dan energi. Berkali-kali beliau (Prabowo Subianto) sampaikan,” ucap Menteri Koordinator Bidang Pangan itu.

Menurut Zulhas, 80.000 Koperasi Desa Merah Putih itu terbentuk dalam waktu kurang dari dua bulan. Sedangkan yang sudah siap untuk beroperasi saat ini baru 108 unit.

“Kami memulai dengan memanfaatkan aset yang sudah ada, seperti balai desa, gedung sekolah yang tidak terpakai, serta aset pemerintah yang lain,” ujar Zulhas.

Kehadiran koperasi tersebut sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 9 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih pada 27 Maret lalu. Dalam salinan Inpres itu disebutkan bahwa pendanaan pembentukan 80 ribu Koperasi Desa Merah Putih berasal dari empat sumber.

Sumber pendanaan itu datang dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN); Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD); Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa; dan/atau sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Center of Economic and Law Studies (Celios) memperkirakan Koperasi Desa Merah Putih bakal menghadapi risiko gagal bayar terhadap pinjaman. Dalam riset terbarunya, Celios menghitung risiko gagal bayar tersebut mencapai Rp 85,96 triliun selama enam tahun masa pinjaman.

Baca juga ; https://www.suararadarcakrabuana.com/puan-soroti-kasus-beras-oplosan-minta-pemerintah-evaluasi/

Direktur Eksekutif Celios Nailul Huda menyebutkan adanya opportunity cost sebesar Rp 76 triliun yang ditanggung oleh bank pelat merah karena harus mendanai Koperasi Desa Merah Putih.

“Jika dana ini dialokasikan untuk sektor-sektor dengan tingkat pengembalian tinggi maka opportunity cost tersebut bisa berkurang,” katanya dalam publikasi bertajuk ‘Dampak Ekonomi Koperasi Merah Putih’ dikutip pada Senin, 21 Juli 2025.

Sementara itu, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar menyatakan pihaknya masih meninjau skema mitigasi risiko kredit untuk Koperasi Desa Merah Putih.

“Nanti, kita lihat dulu, karena (Kopdes) masih tahap piloting. Justru ini kesempatan untuk saling melengkapi, saling mengisi, saling interaksi agar model bisnis yang sedang disusun dan dicontohkan ini benar-benar bisa menghasilkan yang baik dan pada gilirannya berkelanjutan,” Pungkas Mahendra.

Redaksi ; RS,SH

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *