Evaluasi Dapur MBG Sukabumi, Sajian Tak Layak Dikonsumsi

Sukabumi.Suararadarcakrabuana.com – Program makanan bergizi yang seharusnya menjadi upaya pemerintah untuk meningkatkan kesehatan dan gizi anak sekolah justru menimbulkan kekecewaan di MI Babakan Pari, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi. Pasalnya, menu yang disajikan untuk siswa kelas 1 pada Senin, (20/1/2025), diduga tidak layak konsumsi.

Menurut pengakuan salah satu wali murid yang enggan disebutkan namanya, makanan yang diberikan kepada anak-anak pagi ini terdiri dari nasi, sayur kol dan wortel yang diduga penyajiannya belum matang, kerupuk, tempe, serta suwiran daging ayam yang berbau tidak sedap.

“iya itu anak saya sendiri yang sekolah di MI, tadi pagi dapat makan MBG cuma memang tidak makan di sekolah, anak saya langsung membawanya pulang kerumah,pas anak saya mau makan itu tercium.

Baca juga ; https://www.suararadarcakrabuana.com/gegara-kabel-pln-dicuri-satu-kampung-di-cibadak-gelap-gulita/

bau, dan sayuran pun terlihat masih belum matang saat disajikan, khawatir akan terjadi sesuatu makanan tersebut saya kasihkan ke ayam, dan diduga bukan makanan bergizi untuk anak-anak,” tegas wali murid tersebut dengan nada kecewa.

Ia menilai bahwa pihak sekolah maupun penyedia makanan (MBG) diduga telah lalai memperhatikan standar kebersihan dan kelayakan pangan bagi siswa.

Terlebih lagi, anak-anak usia sekolah dasar, khususnya kelas 1, membutuhkan asupan bergizi dan makanan yang layak untuk mendukung pertumbuhan mereka.

Menindaklanjuti keluhan tersebut, awak media mencoba melakukan konfirmasi langsung ke pihak sekolah. Namun, kepala sekolah MI Babakan Pari tidak berada di tempat. hanya Guru pengajar, Pak Japar yang sempat ditemui di lokasi membenarkan bahwa menu makanan hari ini memang seperti yang ditunjukan.

Baca juga : https://www.suararadarcakrabuana.com/pimred-src-kecam-tindakan-intimidasi-terhadap-syahbbudin/

“Iya, memang betul menu hari ini seperti itu. Tapi kalau soal rasa dari masakannya seperti apa, kami tidak tahu. Kami hanya menerima makanan dari pihak MBG yang mengantarkan langsung ke sekolah,” jelas Japar saat du wawancara di ruang kantor sekolah MI Babakan Pari

Lebih lanjut, saat ditanya mengenai asal-usul penyedia makanan bergizi (MBG) tersebut, Japar mengaku tidak mengetahui secara pasti dari mana dapur pengolahannya berasal.

“Kalau dari dapur mana, saya tidak tahu. Mungkin kepala sekolah yang lebih paham. Tapi saya pernah dengar dapurnya ada di sekitar wilayah legos Cicurug,” tambahnya.

Hingga berita ini diterbitkan,pihak yayasan atau dapur SPPG dan pihak kepala sekolah MI Babakan Pari belum dapat dimintai keterangan resmi terkait kualitas makanan bergizi yang dikirim ke sekolah.

Sementara itu, orang tua berharap agar Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi serta instansi terkait segera melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program MBG di sekolah-sekolah, terutama dalam aspek kebersihan, kandungan gizi, dan standar kelayakan konsumsi.

Baca juga ; https://www.suararadarcakrabuana.com/prof-sutan-nasomal-desak-presiden-stop-program-mbg/

Program Makanan Bergizi (MBG) sejatinya bertujuan mulia, yaitu memastikan anak-anak sekolah mendapatkan asupan yang sehat dan bergizi setiap harinya.

Namun, jika pelaksanaannya justru mengabaikan kualitas dan keamanan makanan, maka tujuan tersebut bisa berubah menjadi bumerang yang merugikan kesehatan anak-anak.

Dugaan Kasus di MI Babakan Pari ini menjadi sinyal penting bagi pemerintah daerah dan pihak pengawas agar lebih ketat dalam melakukan pengawasan serta evaluasi terhadap pihak ketiga yang terlibat dalam pengadaan makanan bergizi untuk sekolah-sekolah di wilayah Kabupaten Sukabumi. reporter Jejen

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *