BANDUNG, Suararadarcakrabuana.com – Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah meluncurkan aplikasi Nyari Gawe sebagai upaya mengurangi pengangguran dan mempermudah masyarakat mencari pekerjaan.
Inovasi digital yang digagas Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, tersebut dirancang untuk mempertemukan pencari kerja dengan perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja secara cepat dan efisien.
Langkah ini sekaligus menjadi bentuk dukungan terhadap kebijakan pemerintah pusat dalam menekan angka pengangguran dan memperluas lapangan kerja. Aplikasi tersebut dapat diunduh melalui Google Play Store.
Masyarakat cukup memilih sebagai pencari kerja atau pemberi kerja, lalu mengikuti tahapan pendaftaran yang tersedia.
Kepala Bidang Penempatan, Perluasan Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jawa Barat, Hendra Kusuma Sumantri, mengatakan aplikasi tersebut merupakan bentuk konkret pemerintah terhadap persoalan ketenagakerjaan di daerah.
“Salah satunya, beliau (Gubernur) menginisiasi tool atau alat untuk mempermudah pertemuan antara pencari kerja dan pengusaha yang membutuhkan tenaga kerja,” katanya saat dihubungi, Minggu (19/10/2025).
Ia menerangkan, sejak diluncurkan pada 7 Oktober 2025, aplikasi ini langsung mendapat respons positif dari masyarakat.
“Sebagai gambaran, sejak peluncuran hingga 13 Oktober kemarin, sudah terdaftar sekitar 79 ribu pencari kerja di aplikasi tersebut,” ucap Hendra.
Ia menambahkan, aplikasi Nyari Gawe menjadi langkah strategis dalam memanfaatkan teknologi digital untuk mempercepat proses penempatan tenaga kerja.
Aplikasi ini membantu mempertemukan tenaga kerja dan sektor industri secara lebih efisien, terutama di sektor-sektor yang berkembang saat ini di Jawa Barat.
Namun, kata Hendra, Jawa Barat masih menghadapi tantangan klasik di dunia ketenagakerjaan, yaitu mismatch antara kebutuhan industri dan kompetensi para lulusan.
“Perusahaan membutuhkan keterampilan tertentu, sedangkan keterampilan itu kadang tidak dimiliki oleh calon pekerja di pasar kerja,” tuturnya.
Untuk menjawab tantangan tersebut, Disnakertrans Jabar berkolaborasi dengan sejumlah instansi, termasuk Dinas Pendidikan, DPMPTSP, dan lainnya agar program pelatihan dan kurikulum lebih selaras dengan kebutuhan dunia industri.
Salah satu langkah konkret dilakukan melalui kerja sama dengan perusahaan otomotif asal China, BYD, yang tengah membuka pabrik di Kabupaten Subang.
“Pemerintah daerah menyiapkan pelatihan bagi ribuan siswa dan alumni agar mereka siap masuk ke industri tersebut,” terang Hendra.
Hendra menambahkan, ke depannya aplikasi Nyari Gawe akan diintegrasikan dengan sistem nasional milik pemerintah pusat.
“Insya Allah sesuai arahan Pak Gubernur dan Pak Menteri Ketenagakerjaan, Nyari Gawe akan diintegrasikan dengan sistem pusat agar cakupannya lebih luas,” tuturnya.
Dengan inovasi ini, Pemprov Jabar berharap angka pengangguran yang kini mencapai 1,81 juta orang dapat terus ditekan.
“Presentasenya memang turun dari 6,75 menjadi 6,71 persen, tetapi secara jumlah masih naik sekitar 20 ribu orang. Karena itu, aplikasi ini kami dorong jadi solusi nyata untuk memperluas kesempatan kerja dan memudahkan masyarakat mencari pekerjaan,” pungkas Hendra.
Redaksi ; RS,SH